Sepersekian detik segalanya mampu berubah jauh dari apa yang ada di benak ku...Terkadang semua terasa wajar ter-sugesti teriakan lantang scenario takdir...Seakan-akan semua sudah berakhir tanpa usaha yang berarti untuk memperjuangkannya...Tapi itu hanya pikiran ku ketika nalar tak lagi berlogika...
Banyak realita yang terabaikan begitu saja dalam selimut jutaan amarah...Apapun yang terucap hanya bagaikan helaan nafas yang terasa ringan...Ketika nalar tak berlogika aku menjadi diriku sendiri....Karena aku mampu berkata semuanya dengan apa adanya...Aku membencimu...aku membencimu apapun itu...Aku akan membencimu meskipun aku tidak membencimu...Aku akan membencimu walaupun semua itu tak masuk akal...Aku membencimu bahkan jika kau jadi aku,Itulah betapa aku membencimu...
Klise ini bagaikan ilusi yang tak akan pernah berubah menjadi nyata...Jangan mencari alasan mengapa ini menjadi sebuah pernyataan...Cukup mengerti saja jika menikmati kegelisahan itu lebih sekedar dari mencari sensasi...Hingga selamanya nalar ini enggan untuk berlogika...
Siapa yang akan peduli semua kehancuran ini terjadi tanpa henti...Sang agung pun jengah menatapku dalam redupnya jiwaku...Rasakan tiap tetes airmata hanyalah waktu yang terbuang percuma...Diam lalu dengarkan caci maki saat mulutku meracau merenungi masa lalu...
Aku membencimu...aku membencimu apapun itu...Aku akan membencimu meskipun aku tidak membencimu...Aku akan membencimu walaupun semua itu tak masuk akal...Aku membencimu bahkan jika kau jadi aku,Itulah betapa aku
Ini aku bukan karena aku tak lagi mampu melawan waktu...Tidak juga karena aku kalah oleh mu dan pulang tertunduk malu..,.Ini hanya aku ketika nalar-ku tak lagi mampu berlogika...Diam lalu dengarkanlah nalarku berlogika...
"Karena aku ingin hadir apa adanya tanpa perlu bercangakang emas untuk membuat dunia mengerti jika aku mampu"

Tidak ada komentar:
Posting Komentar